Minggu, 25 Januari 2015

“PEMKOT BOGOR DAN KRB LALAI, PENGUNJUNG JADI KORBAN”

Foto di depan Gedung Balai Kota Bogor


    BOGOR - Musibah yang terjadi di Kebun Raya Bogor (KRB) pada tanggal 11 Januari 2015, bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Korban 7 orang meningggal dunia dan 22 orang luka-luka bukan angka statistik semata, harus ada pihak yang bertanggung jawab atas musibah tersebut.



Kata “musibah” dan hama “rayap” seolah dijadikan sebagai tameng untuk lepas dari jeratan hukum dan tanggung jawab sosial, Pihak Kebun Raya Bogor (KRB) boleh berkilah bahwa tindakan pencegahan sudah dilakukan begitupun Pemerintah Kota Bogor juga punya alasan bahwa pengelolaan Kebun Raya Bogor (KRB)  berada dibawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonessia (LIPI). Namun pengunjung juga mempunyai hak untuk menuntut pertanggung jawaban pihak-pihak terkait.

Pengunjung Kebun Raya Bogor (KRB) yang mengalami musibah datang ke Kebun Raya Bogor (KRB) bukan untuk menikmati rindangnya pepohonan dan juga bukan  untuk menyetorkan nyawa, mereka buruh PT. Asalta Mandiri Agung datang ke Kebun Raya Bogor (KRB) karena meyakini bahwa tempat inilah yang paling memungkinkan untuk menampung pertemuan dengan banyak orang dan biaya yang murah.

Pertemuan yang bertujuan untuk membahas penerapan upah tahun 2015 di PT. Asalta Mandiri Agung dimana mereka bekerja, tidak mungkin berujung pada musibah apabila pihak Kebun Raya Bogor (KRB) mampu melakukan identifikasi melalui pendataan pohon-pohon yang berpotensi tumbang, pihak Pemerintah Kota Bogor pun juga harus bertanggung jawab karena tiket tanda masuk yang dibayarkan pengunjung memuat ketentuan menyangkut retribusi yang disetorkan sebagai Penghasilan Asli Daerah.


Oleh karena itu, Koalisi Korban Musibah Kebun Raya Bogor ( K K M K ) yang terdiri dari Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia  ( FISBI),  LBH Masyarakat Bogor, LBH Keadilan Bogor Raya, Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI),  Forum Mahasiswa Bogor (FMB), Pergerakan Rakyat Bogor (PRB) menuntut agar Pemerintah Kota Bogor dalam hal ini Dinas Pertamanan untuk melakukan iventarisasi dan pendataan atas pohon-pohon yang berpotensi tumbang agar tidak terjadi korban di kemudian hari, Melaporkan hasil iventarisasi dan pendataan kepada DPRD Kota Bogor dan publik sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam konteks Tata Kelola Pemerintahan, Pemerintah Kota Bogor dan Pihak Kebun Raya Bogor bertanggungjawab memberikan santunan kepada ahli waris termasuk biaya pendidikan bagi putra-putri korban, berkenaan bahwa mayoritas Korban yang meninggal adalah kepala keluarga, Pemerintah Kota Bogor dan Pihak Kebun Raya Bogor memberikan santunan dan biaya rawat jalan bagi korban yang menderita cacat tetap serta bertanggungjawab atas pemulihan bagi korban yang menderita trauma.

  


KOALISI KORBAN MUSIBAH KEBUN RAYA BOGOR ( K K M K )  
Sekretariat : Perkantoran LMC No.89 Jl. Raya Cikaret, RT.05/RW.11, Cibinong – Bogor
Kontak Person : 087770203904 | 081513420401 | 085697979573 | 085710588133
Email : emsix.nyuen@gmail.com
             emsix6.blogspot.com


Jumat, 23 Januari 2015

“PEMERINTAH LUPA RETRIBUSI, RAYAP JADI SASARAN…. !!!”



Foto Patahan Pohon Dammar (Agathis Borneensis)



Pohon tua memakan korban puluhan orang, kata "musibah" dan hama "rayap" seolah jadi tameng cuci tangan.....!!!










    BOGOR - Salah satu pohon Dammar (Agathis Borneensis) di Kebun Raya Bogor telah memakan jiwa, pohon tersebut tumbang karena dalam pohon keropos akibat hama rayap , hal yang mengejutkan Pengelola Kebun Raya Bogor tak tahu mana pohon sehat, sakit dan keropos, parahnya pengelola tak memiliki alat deteksi rayap dan kesehatan pohon. Pohon – pohon berusia diatas 50 tahun itu tampak bagus dari luar tapi keropos di dalam sehingga patah pada batang tengah meski cuaca cerah tidak ada angin.

Pohon tumbang  menimpa rombongan buruh PT. Asalta Mandiri Agung saat sedang diskusi kenaikan Upah 2015 pada Minggu (11/01) lalu, tragedi tersebut menyebabkan 7 orang meninggal dunia, 23 orang luka-luka, saat ini masih ada 2 korban lagi yang masih butuh penanganan medis di RS PMI.

Hingga kini, kasus terus diproses secara hukum, sayangnya Kepolisian Resort Kota Bogor belum bisa menentukan siapa yang paling bertanggung jawab dalam kasus ini, Bpk Ace selaku pihak Pengelola Kebun Raya Bogor membeberkan para korban meninggal mendapatkan santunan sebesar 15 Juta, dana tersebut diberikan oleh pihak Kebun Raya Bogor sebagai dana talangan yang seharusnya menjadi kewajiban asuransi, beliau juga menjelaskan bahwa dari tiket masuk 14.000,- itu dibagi-bagi yaitu Rp. 10.000,- masuk negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), Rp. 2000,- untuk Museum, Rp. 1000,- asuransi dan Rp. 1000,- retribusi pemerintah kota Bogor. Lalu Apa bentuk tanggung jawab Pemerintah Kota Bogor dari timbal-balik retribusi ?

Kata “musibah” dan hama “rayap” seolah dijadikan sebagai tameng untuk lepas dari jeratan hukum dan tanggung jawab sosial, Apakah Tumbangnya pohon merupakan sesuatu yang dapat diprediksi dengan cara pengecekan visual dan ilmu ? Dalam hal ini, dapat diduga sebagai kelalaian (kealpaannya)  yang dapat di jerat  dengan pidana  penjara.

Para pengelola Konservasi Kebun Raya Bogor merupakan para Ilmuwan yang  managemennya menginduk pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan pendapatan 15 milyar per tahun dari tiket, jumlah pengunjung tak kurang dari 1000 pengunjung di hari kerja, dan tak kurang dari 4000 pengunjung di hari libur. 


emsix6.blogspot.com
Email : emsix.nyuen@gmail.com
              

Minggu, 18 Januari 2015

KORBAN KETUJUH TUMBANGNYA POHON KEBUN RAYA BOGOR



   BOGOR – Ada hal yang mengejutkan, ternyata Pengelola Kebun Raya Bogor tak tahu mana pohon sehat, sakit dan keropos, parahnya lebih  pengelola tak memiliki alat deteksi rayap dan kesehatan pohon. Pohon – pohon berusia diatas 50 tahun itu tampak bagus dari luar namun keropos di dalam.

Tak adanya alat deteksi pohon yang elementer bagi sebuah laboraturium selain memprihatinkan juga menunjukkan kelalaian pengelola yang berakibat hilangnya nyawa manusia. Korban yang bernama Nur Ali (43)  menghembuskan nafas terakhir Sabtu (17/01), sehingga korban meninggal kini bertambah menjadi 7 (tujuh) orang, pihak keluarga dan kawan korban (Ipul) merasa kecewa terhadap pengelola Kebun Raya Bogor, pasalnya saat Nur Ali (43) dalam keadaan kritis di RS PMI dan harus di rujuk ke RS Vetra Sentul pihak pengelola tidak dapat dihubungi baik via telpon maupun sms, padahal korban butuh penjamin perawatan di Rumah Sakit yang menjadi rujukannya.

Di sisi lain, penyidik dari Polres Kota Bogor masih terus melakukan pendalaman lebih lanjut, menurutnya hasil sementara pohon Dammar (Agathis Borneensis) tumbang karena dalam pohon keropos akibat hama rayap, namun belum bisa pastikan penyebab pastinya dan bukan hanya keterangan Ahli tentang Pohon dari Institut Pertanian Bogor (IPB) semata akan tetapi juga keterangan Ahli Rayap, Ahli Pertamanan.

Para pengelola Kebun Raya Bogor merupakan para Ilmuwan yang managemennya menginduk pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan pendapatan 15 milyar per tahun dari tiket, sangat bias dan kuno bila mengandalkan pemeriksaan pohon secara visual dengan pandangan mata belaka. Dalam kondisi normal, sepatutnya kelalaian itu merupakan tindak pidana  yang dapat beresiko masuk kurungan penjara. Terlebih pengelola tidak dapat di hubungi saat korban membutuhkannya pada Sabtu (17/01).

Team Advokasi para korban dari Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia, juga tidak tinggal diam dengan adanya peristiwa belum lama ini, terus berkoordinasi dengan semua pihak yang di mungkinkan akan menempuh upaya hukum demi keadilan para korban. EM_six Minggu (18/01).




http//emsix6.blogspot.com
Email : emsix.nyuen@gmail.com

Jumat, 16 Januari 2015

PEMERINTAH TERKESAN LEPAS TANGAN ATAS KORBAN KEBUN RAYA


Korban Pohon Tumbang Kebun Raya Bogor masih butuh penanganan lebih lanjut terkait santunan.


    BOGOR - Para Korban Musibah Kebun Raya Bogor masih butuh penanganan lebih lanjut, Pimpinan Pusat Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia bersama beberapa Karyawan PT. Asalta Mandiri Agung temui pihak pengelola Kebun Raya Bogor Kamis (15/01), guna meminta klaririkasi dari pihak Kebun Raya Bogor dan PT. Jasa Raharja Putera atas terjadinya musibah pohon tumbang yang menimpa rombongan buruh PT. Asalta Mandiri Agung saat sedang diskusi  kenaikan Upah 2015 pada Minggu (11/01) lalu, tragedi tersebut menyebabkan 6 orang meninggal dunia, 24 orang luka-luka saat ini masih ada 5 korban lagi yang masih butuh penanganan medis secara serius. Menurut Bpk Ace selaku pihak pengelola Kebun Raya Bogor pihaknya sudah melakukan upaya tanggung jawab maksimal dengan memberikan santunan sebesar 15 Juta bagi korban meninggal dunia dan bagi korban yang dirawat hanya bisa ditanggung selama perawatan di Rumah Sakit.

Bpk Ace juga membeberkan 15 Juta untuk para Korban meninggal ini merupakan dana talangan yang seharusnya menjadi kewajiban asuransi, beliau juga menjelaskan bahwa dari tiket masuk 14.000,- itu dibagi-bagi yaitu Rp. 10.000,- masuk negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), Rp. 2000,-  untuk Museum, Rp. 1000,- asuransi dan Rp. 1000,- retribusi pemerintah kota Bogor.

Di sisi lain, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Bogor masih butuh penyelidikan lebih mendalam baik dari pemeriksaan petugas yang sehari-hari mengurus pohon maupun meminta keterangan saksi ahli yang memiliki kompetensi tentang pohon guna dapat menyimpulkan penyebab tumbangnya Pohon Dammar (Agathis Borneensis) berusia 100 tahun ini.

Team advokasi Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia juga masih melakukan pendalaman terkait Siapa saja yang harus bertanggung jawab, Apakah hal ini akibat dari kelalaian, pembiaran atau hal lain yang dapat menyimpulkan penyebab pohon tumbang. Meski Walikota Bogor Bima Arya telah janjikan dana sosial bagi para korban, namun hingga saat ini juga belum ada kejelasan dan terkesan lepas tangan padahal dari pemaparan pengelola Kebun Raya Bogor jelas adanya retribusi yang masuk Pemerintah Kota Bogor. " kami hari ini belum bisa bertemu dengan Walikota karena beliau masih di Kota Solo " Ungkap Rahmat selaku pengurus ISBI saat di tanya oleh beberapa awak media Jum'at (16/01)



http//emsix6.blogspot.com
Email : emsix,nyuen@gmail.com