Minggu, 18 Januari 2015

KORBAN KETUJUH TUMBANGNYA POHON KEBUN RAYA BOGOR



   BOGOR – Ada hal yang mengejutkan, ternyata Pengelola Kebun Raya Bogor tak tahu mana pohon sehat, sakit dan keropos, parahnya lebih  pengelola tak memiliki alat deteksi rayap dan kesehatan pohon. Pohon – pohon berusia diatas 50 tahun itu tampak bagus dari luar namun keropos di dalam.

Tak adanya alat deteksi pohon yang elementer bagi sebuah laboraturium selain memprihatinkan juga menunjukkan kelalaian pengelola yang berakibat hilangnya nyawa manusia. Korban yang bernama Nur Ali (43)  menghembuskan nafas terakhir Sabtu (17/01), sehingga korban meninggal kini bertambah menjadi 7 (tujuh) orang, pihak keluarga dan kawan korban (Ipul) merasa kecewa terhadap pengelola Kebun Raya Bogor, pasalnya saat Nur Ali (43) dalam keadaan kritis di RS PMI dan harus di rujuk ke RS Vetra Sentul pihak pengelola tidak dapat dihubungi baik via telpon maupun sms, padahal korban butuh penjamin perawatan di Rumah Sakit yang menjadi rujukannya.

Di sisi lain, penyidik dari Polres Kota Bogor masih terus melakukan pendalaman lebih lanjut, menurutnya hasil sementara pohon Dammar (Agathis Borneensis) tumbang karena dalam pohon keropos akibat hama rayap, namun belum bisa pastikan penyebab pastinya dan bukan hanya keterangan Ahli tentang Pohon dari Institut Pertanian Bogor (IPB) semata akan tetapi juga keterangan Ahli Rayap, Ahli Pertamanan.

Para pengelola Kebun Raya Bogor merupakan para Ilmuwan yang managemennya menginduk pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan pendapatan 15 milyar per tahun dari tiket, sangat bias dan kuno bila mengandalkan pemeriksaan pohon secara visual dengan pandangan mata belaka. Dalam kondisi normal, sepatutnya kelalaian itu merupakan tindak pidana  yang dapat beresiko masuk kurungan penjara. Terlebih pengelola tidak dapat di hubungi saat korban membutuhkannya pada Sabtu (17/01).

Team Advokasi para korban dari Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia, juga tidak tinggal diam dengan adanya peristiwa belum lama ini, terus berkoordinasi dengan semua pihak yang di mungkinkan akan menempuh upaya hukum demi keadilan para korban. EM_six Minggu (18/01).




http//emsix6.blogspot.com
Email : emsix.nyuen@gmail.com